Sekolah mana yang sudah bapak ibu jadikan pilihan untuk memasukkan buah hati ke sekolah dasar?
Sebagaimana yang sudah bapak ibu ketahui bahwa sekolah dasar di Cikarang pasti banyak sekali, betul? Ada sekolah dasar negeri, ada sekolah dasar swasta. Sekolah dasar swasta, ada yang umum dan sekolah dasar islam terpadu.
Untuk sekolah swasta saat ini yang banyak di buru adalah sekolah dasar islam terpadu karena sekolah ini sudah diyakini bisa menjadi tumpuan harapan besar ibu bapak supaya anaknya mengalami perkembangan diri dan kualitas belajar sesuai harapan.
Yang mahal banyak, tapi yang biaya terjangkau dengan kualitas sesuai harapan mungkin perlu usaha yang lebih untuk menemukannya dan perlu pilih-pilih. Bapak ibu membutuhkan waktu dan usaha untuk tanya sana-sini bahkan mungkin datang ke beberapa sekolah untuk memastikan sekolah mana yang akan dijadikan pelabuhan hati sebagai tempat yang dianggap tepat untuk sekolah anak, betul?
Bila masih bingung dan belum menemukan sekolah dasar islam terpadu (SDIT) yang cocok dan sesuai kualitas yang diharapkan dengan biaya terjangkau, mungkin SDIT Daarul Ilmi Cikarang, sebagai mana sudah dipilih oleh para orang tua lainnya, bisa juga menjadi pilihan untuk sekolah buah hati ayah ibu.
Ada 6 pilar yang dijadikan acuan dasar untuk mengembangkan kualitas di SDIT Daarul Ilmi Cikarang, kualitas yang dibangun bertumpu pada 6 pilar ini, meliputi :
1. Kesadaran Diri/Dream
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang tidak tahu kenapa harus pergi ke sekolah (tidak memiliki impian/cita-cita).
Makanya di SDIT Daarul Ilmi Cikarang dikembangkan kurikulum yang di dalamnya bisa mengantarkan siswa supaya mampu melihat ke masa depan, melihat sebuah visi. Salah satu penerapannya yaitu dengan menulis cita-cita dan doa di kertas khusus setiap seminggu sekali kemudian dimasukkan ke dalam kotak yang di sebut kotak ajaib “magiz box”. Kegiatan ini dilakukan sejak kelas satu bulan ke empat, setelah pelaksanaan UTS (Ulangan Tengah Semester)
Juga beberapa aktivitas lainnya seperti, mengisi buku diari, membuat tulisan cerita diri atau pengalaman, menulis aktivitas hari kemarin, merencanakan aktivitas yang akan dilakukan esok hari (manajemen diri), dll.
2. Keyakinan Diri
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang tidak memiliki keyakinan bahwa dirinya bisa meraih sukses.
Tidak percaya diri adalah penyakit mental yang berbahaya, anak menjadi takut melakukan sesuatu, takut mencoba. Bukan berarti tidak bisa tetapi terhalang oleh rasa tidak percaya diri. Cirinya adalah perasaan takut atau minder, dan serba ogah, serba tidak mau. Angkat tangan tidak mau, maju kedepan tidak mau, ada kesulitan bukannya bertanya tapi menangis, dll.
Maka untuk membangun rasa percaya diri dilakukan pendekatan dalam proses belajar berupa sikap suport kepada siswa dan mejauhkan kata-kata yang memvonis, memotivasi, memuji keberhasilan siswa dalam hal apapun di kelas meskipun kecil, dll.
Aktivitas lainnya adalah renang. Ini rahasianya mengapa renang dilakukan rutin di SDIT Daarul Ilmi Cikarang. Bagi SDIT Daarul Ilmi Cikarang ini bukan kegiatan yang rekreasi dan olahraga semata tapi ini karena sangat efektif untuk melatih keberanian.
Bukan hanya itu,tapi efeknya sangat banyak dan kesegala arah. Dengan dianjurkannya tanpa orang tua maka banyak nilai-nilai tersembunyi di balik kegiatan renang ini, seperti : kemandirian (tanpa orang tua anak belajar mengatur diri), belajar teliti dan tanggung jawab, belajar bersosialiasi dan berkomunikasi, belajar menemukan solusi dan menitipkan diri, dll.
3. Cara Belajar Terbaik
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang tidak tahu cara belajar terbaik sesuai dengan potensi otak.
Jangan sampai potensi anak yang sebenarnya sangat besar, yang ada di semua anak, menjadi beku dan tetap terpendam hanya karena ketidaktahuan dan ketidakmaksimalan dalam proses belajar di sekolah. Padahal anak sungguh memiliki potensi yang luar biasa jika potensi otaknya dioptimalkan dengan pembelajaran tepat.
Tugas sekolah adalah membimbing anak dan dan mengembangkan pola-pola yang bisa membuat anak mengenal dan mengetahui serta bisa melakukan cara belajar terbaik yang sesuai dengan potensi otak masing-masing.
Teori tentang otak dan multi kecerdasan menjadi acuan untuk mengembangkan langkah-langkah ini di SDIT Daarul Ilmi Cikarang yang diantaranya : Otak kiri-otak kanan; otak sadar dan otak bawah sadar; 3 bagian otak; multi kecerdasan, cara anak menyerap informasi dengan sangat mudah, dsb.
4. Guru yang menginspirasi
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang diajar oleh guru yang salah.
Memang benar, guru bukan hanya menyampaikan pelajaran tapi guru harus bisa menginspirasi. Alangkah saya sekali bila pengajar tidak mengetahui pengetahuan-pengetahuan cara belajar, pengetahuan psikologi anak, pengetahuan perkembangan anak, pengetahuan potensi otak, pengetahuan metode-metode belajar, pengetahuan tentang cara mengajar, pengetahuan mengelola dan menguasai kelas, dsb, yang dibutuhkan untuk menghasilkan proses belajar dengan daya sentuh kuat dan menghasilkan hasil pembelajaran yang melekat.
Inilah caranya! SDIT Daarul Ilmi Cikarang untuk mewujudkannya dan terus menuju kearah sana dilakukan melalui pertemuan evaluasi rutin bersama guru-guru, terus melakukan evaluasi dan terus mengembangkan kemampuan di atas karena ini menjadi modal utama dalam mengajar seluruh guru di SDIT Daarul Ilmi Cikarang. Mungkin belum sempurna tapi kami terus berusaha untuk menambah terus perbendaharaan pengetahuan dan kemampuan mengajar dan mendidik.
5. Budaya Sekolah
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang berada dilingkungan sekolah yang salah.
Ketika anak selalu mau masuk sekolah dengan semangat, pergi kesekolah dengan gairah, berasa berat hati bila tidak masuk sekolah, mungkin sekolah ini bisa dikatakan sekolah yang tepat buat siswa. Ia merasa senang sekolah dari pada main di rumah.
Sekolah yang salah memang tidak ada definisi secara khusus. Tetapi mungkin bisa diidentifikasi dari banyak hal. Guru yang selalu mengkerdilkan dan bukannya mensuport, guru yang tidak tahu bagaimana cara menyemangati dan memberi semangat (memotivasi), guru yang gemar memvonis dan selalu menyalahkan, pengelolaan kelas yang kaku dan monoton karena miskin metode, dsb.
SDIT Daarul Ilmi Cikarang memiliki budaya yang terus dipelihara meliputi : Budaya Disiplin, Budaya TSP; Budaya 5 S; Budaya 7 T; Budaya 5 Rapi. Pengembangan budaya sekolah di SDIT Daarul Ilmi Cikarang banyak dipengaruhi oleh konsep manajemen qolbu yang diajarkan KH. Abdullah Gymnastiar, pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid.
Semoga SDIT Daarul Ilmi Cikarang dapat terus mengembangkan diri sehingga menjadi sekolah yang tepat untuk belajar anak, yang mampu mengoptimalkan segala potensi, dan melahirkan siswa berkualitas dan kuat karakternya.
6. Pola Asuh Rumah
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah anak yang tidak mendapat pola asuh dan dukungan orang tua yang tepat.
Pilar ini perlu kerjasama yang kuat dan selalu terjaga dengan baik dan terus-menerus karena elemen utamanya bukanlah pihak sekolah melainkan orang tua. Apa yang dikembangkan di sekolah, misalnya, terkait pembentukan kebiasaan melipat pakaian dengan rapi sendiri, harus juga di pantau di rumah supaya siswa melakukannya sehingga kebiasaan ‘rapi’ ini menjadi benar-benar melekat. Di rumah dilakukan lalu diperkuat disekolah, disekolah dilakukan lalu diperkuat di rumah. Dua belah pihak memiliki peran sangat penting.
Termasuk juga pihak sekolah senantiasa mengingatkan orang tua agar memfilter teman dan tempat bermain tetapi tidak sampai mengekang. Salah bergaul, salah lingkungan akan sangat cepat dan kuat pengaruhnya pada anak. Karena anak di usia ini, bagaikan spon. Menyerap dengan cepat apa pun yang mereka dengar, apa pun mereka lihat, apa pun yang mereka tiru.
Di SDIT Daarul Ilmi Cikarang, langkah ini diwujudkan dalam bentuk POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru) yang benar-benar fungsinya berjalan dengan baik untuk mensuport terbangunnya pilar ke 6 ini, yakni pola asuh rumah.
Mau daftar ke SDIT Daarul Ilmi Cikarang? Telp/WA : 08 777 920 5554.
Bantu sebarkan di facebook bapak ibu bila tulisan ini ada manfaatnya. Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar