Kamis, 15 Juni 2017

Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta

“Di koridor ini, sudah menjadi pusat industri seluruh Indonesia, daerah sana itu adalah Shenzhen-nya Indonesia.”

“RRT membangun Shenzhen, menjadikan Shenzhen salah satu kota terpenting di seluruh dunia.”

James Riady begitu semangat, tangannya ke sana ke mari menjelaskan mega proyek baru Lippo Group dalam sebuah pertemuan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis siang (4/5/2017). James memang marketer tulen, segala prospek yang akan mendukung proyeknya ia jabarkan.

“Meikarta” sebuah nama baru yang disematkan oleh CEO Lippo Group ini untuk megaproyek Kota Baru di Cikarang dengan total luas 2.200 hektar, estimasi investasi tak tanggung-tanggung hingga Rp278 triliun. Rencana pengembangan Meikarta yang ada di Kabupaten Bekasi, memang kawasan strategis karena dikelilingi beberapa kawasan industri.

Lippo berencana membangun 100 gedung pencakar langit yang masing-masing memiliki 35-46 lantai, mereka mengklaim konstruksinya sudah dimulai sejak Januari 2016. Targetnya 50 bangunan sudah siap diisi pada Desember 2018. Tahap pertama juga akan dibangun 250.000 rumah.

Selain hunian, terdapat area komersial, hotel, kampus hingga perkantoran dan segala kelengkapan kota lainnya. Lippo menargetkan kota ini jadi yang paling penting di Indonesia. Semua target-target ini begitu meyakinkan hingga membuat pasar bereaksi.

Kabar Meikarta sukses mengangkat saham perusahaan-perusahaan Lippo Group yang melantai di bursa, yakni Lippo Karawaci Tbk dan Lippo Cikarang Tbk. Dalam catatan Yahoo Finance, harga saham Lippo Cikarang Tbk misalnya naik dari Rp4.250 jadi Rp4.490 pada penutupan perdagangan di hari pengumuman proyek ini pada 4 Mei 2017 dibandingkan sehari sebelumnya.

Penguatan saham terus berlanjut setelahnya, hingga mencapai Rp4.870 pada penutupan perdagangan 8 Mei atau naik 8,4 persen. Kenaikan yang terjadi di tengah penurunan saham Lippo Cikarang Tbk setahun terakhir, yang pada Mei lalu masih berada di angka Rp7000-an

Selain saham yang terdompleng, Meikarta juga mencoba menunggangi dari rencana infrastruktur besar-besaran di koridor Jakarta, Bekasi, dan Bandung yang akan dibangun pemerintah seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, tol layang Jakarta-Cikampek, Pelabuhan Panimban, dan Bandara Baru Kertajati.

Saat Lippo meluncurkan Meikarta, tentu tak ada yang dikagetkan karena bukan kali pertama Lippo meluncurkan proyek maha besar bertriliun-triliun rupiah. Pertanyaannya adalah bagaimana realisasinya?

Sebelum Meikarta, Lippo juga mengumumkan proyek skala besar lainnya seperti Monaco Bay. Sayangnya, semenjak grounbreaking Agustus 2015, sampai saat ini baru akan konstruksi pondasi. Itu pun bila segera terealisasi untuk proyek superblok senilai Rp6 triliun di bibir pantai Teluk Manado, Sulawesi Utara.

Masih tahun yang sama, pada Januari Lippo juga meluncurkan kota pintar Millenium Village seluas 70 hektar di Karawaci Tangerang, sebagai pengembangan Lippo CBD nilainya ditaksir Rp200 triliun, belum lagi proyek triliunan rupiah di berbagai kota di Indonesia yang belum selesai. James Riady dalam pernyataannya seperti dikutip Kompas, proyek-proyek besar itu memang dilakukan bertahap. "Secara prinsip core-nya sudah selesai. Itu kan bertahap," kata James.

Direktur Lippo Group Danang Kemayan Jati menegaskan proyek-proyek Lippo yang telah diluncurkan sebelum Meikarta masih tetap berjalan. Termasuk Orange County, kawasan terintegrasi seluas 322 hektar di Cikarang senilai Rp250 triliun mencakup hunian vertikal dan CBD yang disiapkan akan menjadi bagian dari Meikarta nantinya.

“Semuanya tetap jalan,” kata Danang kepada Tirto.

James Riady dan Lippo boleh saja begitu yakin dengan Meikarta. Namun, berdasarkan pengalaman gagasan membangun kota-kota baru di Indonesia oleh swasta maupun pemerintah cenderung jalan di tempat.

Dari BSD Hingga Maja
Saat ini, proyek pengembangan kota baru yang berjalan adalah BSD City di Tangerang Selatan, Banten. Proyek dimulai sejak penghujung 1980-an hingga kini terus bergulir bahkan pengembang terlibat langsung pada proyek infrastruktur tol untuk mendukung kawasan kota mandiri mereka.

Sejak 2003, BSD ditangani oleh Sinar Mas Group. Setidaknya BSD sudah terbentuk seluas 1.300 hektar dan masih ada lahan seluas 4.700 hektar yang akan dikembangkan hingga 2035. Membayangkan Meikarta yang hanya 2.200 hektar tentu sudah tergambar seberapa kecilnya kawasan yang akan dibangun Lippo ini bila disandingkan dengan BSD. Atau masih kalah luas dengan Sentul City yang akan dikembangkan hingga 3.000 hektar.

Membangun kawasan terintegrasi yang luas di Jabodetabek memang tak mudah karena persoalan keterbatasan lahan. Namun masalah-masalah mendasar seperti air, listrik, hunian hingga kemacetan kota besar seperti Jakarta jadi embrio dari lahirnya sebuah gagasan kota baru di sekitarnya. Pengembangan kawasan hunian oleh para pengembang kecil belum berdasar pada perencanaan kota yang padu, Depok bisa jadi contohnya. Ini mendorong pengembang besar seperti Ciputra, Lippo, Sinar Mas membangun sebuah kota baru.

Rencana kota baru selain BSD yang cukup jadi buah bibir adalah Maja, di Lebak, Banten. Proyek Kota Baru Maja sudah dicanangkan sejak 1996-1997. Proyek tersebut terhenti karena krisis ekonomi pada 1998. BUMN Perumnas salah satu pemegang lahan 400 hektar di Maja. Saat Maja belum jadi apa-apa, pemerintah malah mencanangkan pembangunan 10 kota baru.

Namun, Maja masih dianggap berprospek, pengembang rintisan seperti Ciputra, sudah mulai mengembangkan kawasan hunian menengah bawah, Citra Maja Raya di lahan 2.000 hektar. Membangun kota baru tentu memang tak mudah selain biaya besar dan lahan yang luas, perlu beberapa syarat yang harus dipenuhi.

“Harus ada CBD atau pusat bisnis, ada komunitas komersial, ada perumahan relatif di semua segmen dan terhubung dengan transportasi massal,” kata Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch kepada Tirto.

Pengusaha properti pemilik MSH Group yang juga mantan Menteri Perindustrian, MS Hidayat pernah berujar, “bisnis properti adalah bisnis yang menjual prospek.” Prospek yang sedang dijual itu kini ada di Meikarta yang dikemas dengan nama “Kota Baru” oleh Lippo dengan embel-embel "Shenzhen-nya Indonesia" (tirto.id)

========================================
SDIT Daarul Ilmi Cikarang sudah mulai menjadi pavorit dan alternatif pilihan bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah berkualitas tapi biayanya sangat terjangkau.

Bagi yang mau daftar sekarang
ke SDIT DIC
silahkan hub WA/Telp : 08 777 920 5554
===============================
SDIT Daarul Ilmi Cikarang
"SEKOLAHNYA CALON PARA JUARA"
===============================
Gabung di FB :




Baca juga artikel berikut ini :
  1. SDIT DIC Berada di Kota Modern Terlengkap Se-Asean Kota Cikarang
  2. Kota Cikarang Yang Dahsyat
  3. Kota Cikarang Akan Punya Kota Modern Terlengkap se-ASEAN
  4. Meikarta, Proyek Ambisius Lippo yang Akan Kalahkan Jakarta
  5. Lippo Bangun Kota Baru Meikarta Rp 278 T, Ini Sumber Dananya
  6. Meikarta, Persaingan Dua Naga
  7. Kota Baru Meikarta Dilewati LRT dan Kereta Cepat
  8. Misteri Di Balik Kota Raksasa Meikarta
  9. SDIT DIC Bertekad Jadi Lembaga Yang Mampu Layani Melesatnya Perubahan Kota Cikarang
  10. Sudah 16.800 Apartemen Dijual di Meikarta, Berapa Harganya?
  11. Perhitungan Lippo Berani Berinvestasi Besar di Meikarta Cikarang
  12. Penjualan Meikarta Lampaui Target
  13. Lippo Siapkan Meikarta Sebagai Pusat Perekonomian Baru
  14. Kota Baru dan Mimpi James Riady di Meikarta
  15. Meikarta Disajikan untuk Masyarakat Urban
  16. Lippo Luncurkan 15 Menara Apartemen di Meikarta
  17. Kota Meikarta Lippo Group Disetujui Pemprov Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar