Kamis, 04 Januari 2018

Terpaksa!Setiap Pribadi Harus Masuk Arus Globalisasi

Tidak banyak yang ngeh ada hal yang terus berubah dalam perjalanan bangsa. Keterhubungan dengan dunia, terjadi meski kurang banyak dimengerti dampak dan manfaatnya tetap terjadi. Indonesia bukan hanya terhubung dengan negara Asean saja, melainkan dengan benua-benua di seluruh Indonesia. Di dalamnya banyak terjadi pengaruh-pengaruh dalam segala aspek kehidupan. Inilah yang dikenal dengan Globalisasi.

Dan faktanya adalah tidak ada yang bisa menutup diri dengan laju globalisasi. Menutup diri hanya akan menjadi negara terkucil. Dan faktanya negara-negara terus menjalin kerjasama-kerjasama dengan banyak negara untuk mempertahankan, mengembangkan dan memajukan negaranya. Termasuk kita Indonesia.

Bukan hanya itu. Secara perseorangan pun, tak sedikit pribadi-pribadi sudah membangun koneksi dengan orang lain di negara nan jauh disama. Adanya internet menjadikan koneksi (keterhubungan) dan komunikasi bisa dilakukan.

Sikap diam tidak akan kuat untuk bisa berenang di dalam perubahan ini. Maka globalisasi ini perlu disikapi dengan bijak, dengan menyiapkan diri sejak dini. Mengenal globalisasi akan memberi petunjuk kepada kita apa yang harus disiapkan secara benar dan tepat termasu antisivasinya.

Maka SDIT Daarul Ilmi Cikarang, mengambil sikap terbuka terhadap globalisasi ini, memilih untuk bisa berenang dalam arus deras perubahan dunia ini. Siswa mulai mengenal apa itu globalisasi karena mereka bukan lagi masyarakat jaman purba, bukan lagi masyarakat jaman pertanian, bukan lagi masyarakat jaman industri, bukan lagi masyarakat jaman informasi, tetapi mereka akan menjadi masyarakat jaman internet (jaman cyber). Tentu pola kehidupan dan aturan sosial akan berbeda, bukan hanya zona lokal melainkan zona dunia, zona luas mencaup ratusan negara di lima benua.

Hal terpenting yang harus menjadi prinsip dan akan di pegang kuat oleh SDIT DIC adalah mencetak siswa yang berwawasan global namun berkarakter lokal. Pengetahuan dan kualitas pribadi yang mendunia namun mememegang tradisi, budaya, sikap, tutur kata, yang sangat Indonesia.

Jangan sampai mereka lupa diri, lupa daratan dan lupa sejatinya diri dia siapa. Meski mendunia namun jatidirinya Indonesia. Karena disinilah ciri, pembeda, yang membuat orang menjadi terhormat dan dihormati bangsa-bangsa. Menjadi berwibawa dan disegani di mata dunia.

Dunia butuh kualitas seseorang meskipun demikian diam-diam mereka ingin tahu dari mana seseorang itu berasal. (Sunaryo Saripudin. S.Pd)

Prof Dr Fathur Rokhman MHum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang dikutif dari unnes.ac.id, mengatakan bahwa Indonesia telah merativikasi (mengesahkan) sejumlah kesepakatan regional dan internasional yang membuatnya menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia. Di tingkat regional, salah satu kesepakatan itu berupa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kesapakatan ini akan banyak mengubah pola interaksi antarwarga negara di ASEAN, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.

Frof, lebih lanjut menyarankan, "Aneka perubahan itulah yang semestinya diantisipasi oleh masyarakat terdidik Indonesia. Antisipasi dan persiapan yang memadai memungkinkan kita berkontribusi lebih besar. Bukan sekadar menjadi partisipan, tetapi sebisa mungkin menjadi pemimpin dan pemenang."

Meskipun pembicaraan itu diarahkan untuk alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES) tetapi perlu juga untuk semua warga, setiap individu-individu anak bangsa.

Penulis : Sunaryo Saripudin S.Pd
(Kepala Sekolah SDIT Daarul Ilmi Cikarang)
Pendaftaran Sekolah WA : 08 777 920 555 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar