Selasa, 28 November 2017

EduPreneur Daarul Ilmi Cikarang

Islamic School Daarul Ilmi Cikarang yang dikembangkan oleh Yayasan Daarul Hikam Cikarang mengusung konsep Edupreneur. Apa itu edupreneur?

Sekarang luangkan waktu sebentar supaya membacanya sampai selesai. Ini mungkin bisa membuat bapak ibu melihat dan menemukan peluang dan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang bisa dimanfaatkan ibu bapak.

Edupreneur terdiri dari dua kata = Edu + Preneur
Edu > Education = Pendidikan
Preneur>Entrepreneurship = Kewirausahaan=Kemandirian

Bagaimana mengembangkan jiwa kewirausahaan di dalam dunia pendidikan. Inilah yang dimaksud dengan edupreneur.

Islamic School Daarul Ilmi Cikarang yang sekarang sudah berjalan TKITnya maupun SDITnya. TKIT DIC dan SDIT DIC. Keduanya memuat kurikulum yang di dalamnya menanamkan jiwa entrpreneur. Sebenarnya yang ditanamkan bukan jiwanya saja tapi ada 2 arah.

Pertama : Menanamkan jiwa wirausaha.
Kedua : Pengenalan/Praktek Wirausaha.

Jika hanya mengembangkan jiwa saja tetapi tidak memberikan sebuah gambaran nyata bagaimana rasanya praktek wirausaha maka maknanya tidak akan sampai kepada maksud yang sebenarnya. Karena Wirausaha tidak cukup hanya sebatas TEORITIS saja. Justru yang dikatakan WIRAUSAHA menurut kami adalah berani mencoba dan tidak bergantung kepada orang lain.

Mencoba bukan teori. Bila teori saja maka seperti orang sangat ahli menjelaskan renang tapi ia tidak pernah merasakan basahnya tubuh oleh air, tidak pernah merasakan lelahnya tubuh saat melakukan gerakan-gerakan renang.

Teori sangat jago tidak berarti apa-apa bila ia tidak pernah praktek. Justru yang disebut entrepreneurship adalah berani mencoba dan tak takut gagal. Bukan hanya sebatas lisan. Bukan pula orang yang menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu. Bila menunggu sempurna maka tidak akan pernah melakukan apapun. Karena sempurna itu tidak ada. Sempurna akan datang setelah ada seseorang memulainya lalu memperbaikinya di sana-sini. Maka yanga adalah lakukan terlebih dahulu, dan ini butuh keberanian. Berani memulai dengan apa yang ada dengan apa yang bisa. Barulah kemudian menyempurnakannya sambil jalan. Ini pemahaman wirausaha dari sudut pandang kami.

Maka harus ada dua tujuan. Menanamkan/membangun jiwa wirausaha; dan Mengenalkan/Praktek Wirausaha. Ia akan memiliki bekal jiwa ya juga akan mengenal dan merasakan pernah praktek, melakukan langsung.

Targetnya :
1. Siswa
2. Seluruh SDM Yayasan dan Sekolah (TKIT DIC & SDIT DIC)
3. Orang Tua
4. Umum

A. SISWA
Jiwa wirausaha adalah jiwa yang memang layaknya seorang wirausaha. Diantaranya, jiwa mandiri, percaya diri, disiplin, kreatif, inovatif, proaktif. Tak luput juga jiwa keberanian. Berani mencoba. Tanpa berani mencoba maka tidak akan pernah melakukan apa-apa. Ini ditanamkan melalui aktivitas belajar di kelas sesuai tema di kurikulum (KBM), dan Renang.

Pengenalan/praktek wirausaha adalah praktek-prektek transaksi ekonomi. Anak secara bergiliran (terjadwal) dalam moment tertentu melakukan dagang. Pembelinya anak-anak yang lain. Mereka di anjurkan membawa uang ke sekolah. Uang ini tujuannya untuk membeli dagangan temannya yang dagang. Orang tua siswa juga boleh membeli sambil mengarahkan atau membimbing anak untuk membeli yang di sukai. Yang di bimbing biasanya hanya siswa TKIT.

Sementara di SDIT DIC, anak-anak melakukan transaksi jual beli tanpa di dampingi orang tua. Mereka dijadwal dagang bersamaan dengan momen perayaan hari besar tertentu. Mereka melayani sendiri, melakukan pengembaian uang, melakukan pembelian makanan yang ia sukai, dsb. Segalanya sendiri. Di bibing hanya jika mereka tampak kesulitan pengembalian tau bingung menghitung pengembalian. Inilah bentuk salah stu prakteknya. Juga ada jadwal di waktu tertentu anak-anak berkeliling sekitar sekolah kerumah-rumah penduduk untuk menawarkan dagangannya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil, banyak hikmah yang bisa dipetik yang bisa dirasakan oleh anak. Banyak sudut pandang pemahaman yang bisa di tunjukkan kepada anak-anak dari praktek ini.

B. SDM Yayasan & SDM Lembaga Sekolah
Jiwa entrepreneur akan berpengaruh kepada kualitas hasil didik/output yang sesuai harapan bahkan melampaui harapan. Jiwa inovatif, kreatif, proaktif, pekerja keras, pantang mengeluh dengan segala hal keterbatasan, kuat dalam menghadapi dan berproses ditengah badai rintangan, inilah jiwa seorang entrepreneur. Maka ini sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Dan seharunya demikianlah kualitas guru-guru di sekolah. Jiwa wirausaha/entrepreneur merupakan sebuah kebutuhan.

Untuk membangun jiwa edupreneur ini, yayasan dan sekolah mengembangkan kebiasaan evaluasi rutin dan up grading guru, staf dan semua yang terlibat di dalamnya. Ini sebuah keharusan. Disini akan terbangun rasa kekeluargaan, rasa kebersamaan dan koordinasi yang terbangun dengan baik. Dalam kegiatan ini akan terjadi proses pembelajaran, saling koreksi dan mengingatkan sehingga SDM akan terus tumbuh dan berkembang pengetahuan maupun skillnya.

Jiwa entrepeneur sangat menyukai tantangan. Jiwa kreatif dan inovatif harus diberi celah untuk digunakan. Bila tidak, maka akan muncul berbagai macam virus yang memicu masalah, seperti :jenuh/bosan; merasa tertekan/terkekang. Karena potensi untuk bisa bereksplorasi tidak diberikan tempat. Misal, pendapatan mungkin sudah layak atau setidaknya setara dengan di sekolah-sekolah lain tapi karena kreativitas dan inovasinya tidak diberikan tempat, atau tidak ada wadah untuk mengembangkan sebuah tantangan dan tanggung jawab maka mereka mencari penyegaran di tempat lain.

Maka potensi-potensi yang ada dikembangkan diberikan fungsi-fungsi tertentu dalam sebuah kewenangan. Tugas pokoknya adalah mengajar/Guru dan tugas lainnya adalah fungsi-fungsi jabatan tertentu dilembaga-lembaga yang dikembangkan yayasan. Maka Yayasan terus mengembangkan apa saja yang bernilai produktif untuk internal maupun eksternal. Untuk orang tua dan siswa, untuk masyarakat, untuk SDM internal, dan untuk tumbuh kembang Yayasan. Semua unsur bisa terakomodir dengan baik.

Selain hanya mengembangkan jiwa atau kebutuhan batin, sebagai manusia perseorangan maupun yang sudah berkeluarga maka mereka juga memiliki kebutuhan materil yang harus dipenuhi. Setidaknya setara dengan sekolah lainnya di sekitar tempat sekolah berada. Tidak jomplang. Syukur-syukur bisa dikembangkan sehingga kebutuhan materil lebih dari yang diharapkan. Maka dengan adanya fungsi-fungsi jabatan akan mendapat tambahan kewajiban sekaligus juga hak-haknya, diantaranya adalah hak insentif yang disesuaikan dengan kemampuan lembaga.

C. Orang Tua
Orang tua, yang dimaksud adalah orang tua siswa yang sekolah di TKIT dan SDIT DIC. Beberapa peluang dikembangkan untuk bisa menjadikan orang tua dapat merasakan pula peluang-peluang yang dikembangkan.

Kita tinjau diluar prosespendidikannya.tapi kita tinjau dari sisi nilai ekonomisnya. Maka sekolah adalah sebuah peluang besar yang sangat bagus dan stabil. Banyak peluang yang bisa dikembangkan dan bisa mutualisme antara sekolah dan orang tua. Ini lahan tepat untuk dimanfaatkan oleh siapapun. Tidak ada sekolah yang bangkrut bahkan terus berkembang. Sekolah yang berkualitas semahal apapun akan dikejar dan selalu banyak peminat. Bahkan mungkin berebut untuk bisa masuk ke sana. dalam setiap masuknya siswa tentu ada sejumlah dana yang dibayarkan ke sekolah. Inilah potensi dari sisi nilai ekonomisnya. Dari sisi finansialnya.

Perhatikanlah :

Pertama : Bila yayasan membuka kesempatan kepada orang tua untuk berinvestasi dana dengan bagi hasil tertentu dan ada batas minimal yang memungkinkan banyak orang tua bisa berinvestasi di sekolah tersebut. Sehingga dari hasil pendapatan itu orang tua juga bisa merasakan bagi hasilnya sesuai dengan kesepakatan atau ketentuan.

Kedua : TAPI, bila hanya yayasan saja sebagai pemodal, maka hanya beberapa orang di yayasan itulah yang merasakan penghasilan dari dana-dana yang masuk.

Sekolah dari sudut perhitungan financial merupakan sebuah perputaran uang yang sangat besar. maka ini bisa dijadikan lahan untuk bisa membuka peluang bagi orang tua siswa supaya bisa menikmati pula dengan sistim investasi, misalnya.

Mengapa ini penting bagi kami dan merupakan langkah STRATEGIS untuk menyediakan sekolah islam yang bagus mutu, bagus sarana dan dengan HARGA TERJANGKAU.

Perhatikanlah beberapa hal ini :

Pertama :
Dengan adanya sekolah berkualitas dan memiliki prestise yang tidak kalah dengan sekolah lain TAPI biayanya terjangkau maka akan memberikan banyak kesempatan bagi orang tua untuk bisa menyekolahkan anaknya kepada SDIT. Kami melihat SDIT adalah garda pertama generasi islam yang bisa memberikan pemahaman dan bisa membimbing praktek-praktek ibadah menurut agama islam, membangun mental dan semangat generasi islam sekaligus memberikan mereka bekal pengetahuan islam yang lebih mendalam sejak dini. Mereka menjadi generasi yang tidak buta terhadap agamanya sendiri.

Jika SDIT belasan juta bahkan puluhan juta maka hanya sedikit orang tua yang mampu sehingga keinginan untuk menyekolahkan anak ke SDIT hanya hisapan jempol belaka. Keinginan hanya tinggal harapan. Harganya tak terjangkau jauh tanah kelangit.

Bukan tidak boleh menetapkan harga belasan juta, karena itu hak dapur sekolah masing-masing. Dan orang tua pun tak sedikit yang memilih sekolah tersebut. Semua kembali kepada pilihan masing-masing. Kegiatan dan rangkaian belajar masing-masing sekolah juga berbeda satu sama lain.

Persamaannya adalah alat ukur yang ditetapkan dinas adalah sama, rapor kurtilas. Di sana muatan-muatan secara garis besarnya sama. Yang membedakan diantaranya adalah kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, prestasi-prestasi yang dikembangkan. Dan kegiatan-kegiata outing, fieltrip, dsb.

Maka Islamic School DIC memilih untuk bisa menjadi sekolah yang berkualitas dan TERJANGKAU oleh banyak orang tua. Saat ini yang sekolah di sekolah kami beberapa adalah anak dari orang tua yang mata pencahariannya karyawan industri, pedagang kecil (pangkas rambut, karyawan fotocopy, dll). Beberapa orang tua adalah kaum urban yang tinggal mengontrak di rumah petak atau kontrakkan. Namun mereka sangat bagus dalam memenuhi kewajiban-kewajiban memenuhi biaya-biaya sekolah, bisa dikatakan 100% .

Kedua :
Kebanyak orang tua siswa adalah pendatang dan berasal dari berbagai daerah karena mereka bekerja di berbagai perusahaan. Beberapa kegiatannya berdagang. Bila masa kontrak selesai dan tidak ada pekerjaan, beberapa mereka kembali kekampung halaman. Beberapa terus menetap karena sudah punya usaha lain yang sudah di kembangkan.

Dalam teori kecerdasan financial yang saya pelajari sejak 2002, kami menemukan kesimpulan yang menurut kami pas bagi semua orang, khususnya buku-buku Robert T. Kiyosaki.

Ada 4 sumber uang mereka, siapapun ia. 

  • Pertama :
    Sumber uang dari gajian (karyawan)
  • Kedua :
    Sumber uang dari profesi dan usaha kecil (Dokter, Konsultan, PNS, Toko Yang di tunggu sendiri, dll )
  • Ketiga :
    Sumber uang dari Bisnis (Dia tak perlu hadirpun bisnis bisa berjalan. Ada karyawan dan ada sistem)
  • Keempat :
    Investor (Uang ditanamkan/diinvestasikan di kegiatan usaha atau yang mendatangkan penghasilan stabil dan dipercaya).

Sumber keuangan pertama dan kedua disebut kuadran kiri.
Sumber keuangan ketida dan keempay disebut kuadran kanan.
Kuadran kiri= anggap saja kaki kiri
Kuadran kiri= anggap saja kaki kanan

Saran dari Kiyosaki adalah milikilah dua kaki. Kaki kiri dan kaki kanan. Bila anda karyawan mulailah merintis usaha diluar waktu anda. Atau Berinvestasi, menyisihkan sedikit-demi sedikit untuk dikumpulkan sehingga bisa di investasikan. Di investasi yang aman dan stabil hanya saja biasanya pengasilannya tidak telalu besar tapi uang aman stabil dan jangka panjang. Bukan di investasi yang agresiv yang sangat membuay karena resikonya besar dan bisa-bisa uang kelaut/bangkrut.

Karyawan saat ini kebanyak kerja kontrak. Beberapa sudah karyawan tetap. Sunaryo Saripudin, tahun 2004 pernah menulis buku dan menerbitkannya secara selfpublishing, dengan judul 'Karyawan Pintar'. Di sana di paparkan ada 4 ancaman yang sedang mengancam siapapun status karyawan.
Pertama : PHK/Pensiun
Kedua : Usia (Ada perusahaan yang membatasi umur tertentu untuk masih bisa kerja)
Ketiga : Kondisi Fisik/Tubuh (Kesehatan), Meski bisa mengajukan cuti sakit/melahirkan, belum tentu perusahaan mau memberi waktu lama. Apalagi sekarang kebanyakan karyawan kontrak tentu akan sangat sulit untuk mengajukan cuti. Yang tidak cuti saja banyak yang tak diperpanjang kontrak.
Keempat : Perusahaan Bangkrut/Pindah Negara.

Empat ancaman inilah yang harus menjadi buah pemikiran setiap saat. Apalagi sebagai suami atau ayah atau bapak dari anak-anak yang harus terus-menerus memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan mungkin beberapa keinginan.

Karyawan atau Profesi maka sudah punya sebelah kaki.Kaki kiri. Untuk membangun kaki kanan maka dari gaji, ditambah penghasilan dari kegiatan usaha istri, bisa mulai menghimpun sedikit-sedikit khusus untuk bisa merintis kaki kanan. Ada dua pilihan, bisa membangun usaha (bisnis) atau bisa berinvestasi. Membangun bisnis perlu skill bisnis, perlu kolega, perlu karyawan, perlu membuat sistem-sistem, modal uang lumayan besar. Bisnis ini nantinya ada anda atau tidak ada anda harus berjalan. Karena orang-orang di dalamnya bekerja sesuai sistem yang ada, yang sudah dibuat. Prosedur, alur kerja, ukuran (Action Plan dan Monev)nya sudah dibuat dengan rinci dan dipastikan bisa diterapkan dalam semua proses bisnis. Bila ini tidak bisa dilakukan maka pilihanya satu lagi yakni, investasi.

Dimana investasinya? Jangan sembarangan. Jangan terlalu bernafsu dan tergiur engan investasi yang hasilnya membuat anda terbuay. Melihat untung besar dalam waktu singkat sehingga gelap melihat proses dan resikonya, diperparah dengan anda tidak tahu sistem yang berjalan di dalamnya.

Maka investasilah di tempat yang anda yakin dan anda sudah bisa membayangkan prosesnya. Uang anda aman, pendapatannya stabil dan jangka panjang. Hanya saja biasanya hasilnya tidak terlalu besar. Lebih baik perlahan tapi pasti dan uang aman karena sudah bisa anda prediksi prosesnya dari pada hasilnya besar prosesnya gelap dan resikonya besar ang akhirnya jangankan untung modal saja lenyap. Jangan sampai.

Anda sudah mengetahuinya fakta ini. Tidak ada SDIT yang bangkrut, SDIT selalu stabil bahkan semakin maju, banyak peminat dan terus menambah aset gedung dari tahun ke tahun.

Untuk memberi kesempatan kepada orang tua maka SDIT DIC memilih opsi yaitu mengembangkan peluang dari sisi perputaran financial supaya orang tua, meskipun tidak semua, bisa memanfaatkan potensi ini. SDIT DIC membuka kesempatan kepada orang tua untuk bisa mendapatkan 60% bagi hasil bila berinvestasi.

Nilainya bukan hanya investasi saja karena ada nilai sangat penting lainnya yakni dengan investasi juga sudah membantu berdirinya sekolah berkualitas yang terjangkau.

Dengan berinvestasi berarti sudah berjuang untuk turut menyediakan sarana pendidikan yang menggembeleng anak-anak mengenal Islam. Menyediakan lahan untuk mengantarkan generasi islam menjadi berkualitas. Mereka punya bekal keagamaan yang lebih mendalam sejak kecil. Bukankah ini sebuah nilai ibadah yang sangat besar? Materi profit dapat pahala dapat. Karena digunakan kepada kegiatan pendidikan tentu hasilnya berkah dan baik.

Lain halnya saat uang disimpan di Bank. Kemudian disalurkan oleh bank tentu kita tidak tahu disalurkan kemana. Bisa jadi untuk membangun hotel atau apatemen atau Mall. Didalamnya dijual minuman keras, atau tempat yang dibangun diam-diam dipakai tempat maksiat maka ini tentu membuat kita menjadi ragu. Tapi membangun SDIT sudah jelas arahnya.

Dengan demikian terjadilah mutualisme dan saling memberi manfaat. Lihatlah dampak luar biasa ini.
Dengan investasi orang tua maka sekolah punya bangunan bagus mungkin bisa jadi prestisius tapi anak-anak kita bisa sekolah di sekolah bagus biayanya terjangkau. Tak cukup disitu. Dengan oran tua investasi maka setidaknya ada 4 yang akan diperoleh :

  1. Dengan berinvestasi maka orang tua punya kebanggaan dan kepuasan hati karena menjadi bagian berdirinya sekolah yang megah atau krennn atau prestisius.
  2. Dengan investasi maka sudah sangat membantu dunia pendidikan dengan bisa mengadakan sekolah yang berbiaya terjangkau dan bermutu
  3. Dengan investasi maka anak bisa sekolah dengan biaya yang terjangkau tidak harus menggelontorkan belasan juta. Lebih baik keluar biaya masuk sekolah, misalnya, 6jt biaya awal + investasi 10 juta dan ini akan kembali plus dapat SHU, daripada 16 juta hangus. Tentu ini potensi yang perlu menjadi pilihan.
  4. Dengan ivestasi yang jelas penggunaannya maka kita menjadi yakin akan hasilnya pula. Dan terlebih adalah terhindar dari riba bunga bank karena serendah-rendahnya dosa riba. Naudzubillah. (Hukum makan uang riba bisa di cari di internet)
D. UMUM
Keberadaan sekolah pasti menyerap tenaga kerja. Menjadikan lingkungan menjadi lebih hidup, lebih ramai, lebih meningkat nilai ekonomisnya, lebih hangat dan lebih aman, dan sebagainya. Selain itu faktanya adalah sekolah bisa memberikan santunan kepada sesama, yatim piatu maupun duafa hasil dari infaq sedekah orang tua dan lain-lain.

Semoga dengan dukungan semuanya
SDIT DIC bisa menyediakan 25 sekolah SDIT yang berbiaya TERJANGKAU di kabupaten Bekasi.
Kami sudah memulai dengan SDIT DIC yang pertama.

Semoga bermanfaat.
=================================================
Bila mau investasi untuk pengembangan SDIT DIC ke 1. ke 2 hingga 25 cabang.

Atau Bingung menyalurkan Zakat Profesi, Zakat Harta, Zakat Penghasilan, Infaq, Sedekah, Waqaf Produktif, Zakat Fitrah, bisa menyalurkan melalui SDIT DIC.

Informasi :
WA 08 777 920 555 4
Contact Person Sunaryo Saripudin S.Pd
atau langsung ke Kampus TKIT&SDIT DIC
=================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar