Sabtu, 28 Desember 2019

Memilih Sekolah Dasar, Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan?

Memilih Sekolah Dasar, Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan?

Tahun ajaran 2019-2020 masih 9 sampai 10 bulan lagi.

Masih tahun depan. Namun orangtua sudah mulai panik, khususnya mereka yang memiliki anak berusia 7 atau 6 di tahun mendatang.

Sekolah, khususnya sekolah swasta sudah mulai melakukan “open house”, bahkan sejak bulan September tahun 2018 untuk pendaftaran tahun 2019.

Para orangtua mulai gelisah dan terburu-buru. Mereka berbondong-bondong mendatangi sekolah-sekolah swasta favorit, berburu brosur, bertukar gosip, dan saling membanggakan sekolah sasarannya.

Untuk pendidikan anak, uang bisa dicari “Saya sudah daftar loh mbak di SDIT MajuMundur, di sana gedungnya bagus, fasilitas lengkap, kurikulumnya Cambridge dan Oxford sekaligus”.

Pihak sekolah pun cerdik memanfaatkan situasi, baliho-baliho besar dipajang di perempatan jalan. Spanduk-spanduk bergambar siswanya berprestasi dipajang berdesakan memenuhi pagar sekolah. Si A menang olimpiade fisika tingkat kecamatan, si B juara 3 lomba menyanyi, dan lain-lain.

Untuk anak, tebal tipis dompet tidak masalah. Uang bisa dicari. Pihak sekolah tahu benar hal ini, sehingga uang pangkal masuk SD bisa sampai puluhan juta. Iya, puluhan juta.

Supaya orangtua lebih mantap, gedung dibuat megah, bahasa Inggris sebagai pengantar, ada trip keluar negeri, pengajar asing, dan lainnya. Uang pangkal tidak kalah dengan biaya S2 di perguruan tinggi terkenal.

Belum SPP per bulan, ada yang lebih tinggi dari UMR (Upah Minimum Regional) daerahnya. Ada uang ada barang.

Produk asuransi pendidikan pun menjadi produk unggulan perusahaan asuransi. Student loan, pinjaman pendidikan pun mulai banyak terdengar.

Kalau perlu untuk bayar sekolah, bisa hutang dulu.

Ketika sekolah menjadi industri 
Tidak hanya itu, karena pendaftar gelombang satu pun membludak tentu sekolah ingin menerima siswa paling pintar, paling cemerlang dari para pendaftarnya.

Semakin moncer anak didiknya, semakin mudah mengklaim sekolahnya mencetak anak-anak berprestasi.

Tentu, makin banyak pula spanduk prestasi bisa nangkring di depan sekolah. Untuk itu sekolah melakukan seleksi, atau observasi, atau apapun namanya.

Intinya, anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis, jangan harap bisa sekolah favorit ini.

Anak yang sudah bisa membaca, menulis, berhitung (calistung) kemudian lebih diprioritaskan dibandingkan anak yang belum bisa. Padahal jelas dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 69 ayat 5 disebutkan penerimaan siswa baru SD kelas 1 atau sederajat tidak didasarkan pada hasil calistung atau bentuk tes lain.

Penerimaan siswa baru hanya mempertimbangkan dua hal yaitu usia (6 tahun ke atas) dan kedekatan jarak sekolah dengan rumah.

Artinya seleksi yang dilakukan sekolah pada calon siswa didiknya adalah illegal.

Fenomena di atas terjadi karena sekolah sudah menjadi industri. Siswa menjadi komoditasnya. Tujuan pendidikan bukan lagi memberikan ilmu pengetahuan dan kecakapan mencakup budi pekerti (karakter) serta tuntunan bertumbuh sesuai kodratnya.

Tujuan pendidikan ini disampaikan Ki Hajar Dewantara pada artikelnya berjudul “Dasar-dasar Pendidikan” terbit pada majalah “Keluarga” bulan November 1936.

Jangan-jangan tujuan akhir pendidikan anak jaman sekarang adalah peningkatan kemampuan kognitif sebagai upaya untuk mencapai keamanan finansial.

Tips memilih sekolah Jadi saran saya, ketika kita mencari sekolah terbaik untuk anak, kembalikan lagi pada tujuan utama kita sebagai orangtua.

Apakah kita menyekolahkan anak untuk membangun karakter anak dan membantu anak mengaktualisasikan bakatnya?

Atau tujuannya nantinya agar anak dapat mempunyai kesempatan bekerja mapan sebagai dokter, pilot, PNS, karyawan BUMN, atau karyawan perusahaan mentereng? Saya kira itu pilihan. Kebetulan saya memilih yang pertama.

Jadi saya menghindari sekolah-sekolah yang melakukan seleksi, menyingkirkan anak kurang pintar.

Menurut saya visi-misi, budaya sekolah, dan karakter guru pada gilirannya akan turut mempengaruhi perkembangan karakter anak. Ketika memilih sekolah, saya akan melakukan beberapa hal sebagai berikut.

Menurut saya kualitas sekolah bisa dilihat dari visi-misi sekolah, saya akan menanyakannya langsung pada kepala sekolah atau guru. Hal-hal lain yang bisa diperhatikan adalah perilaku guru dan staf sekolah, termasuk misalnya sekuriti, penjaga kantin, atau sopir antar-jemput.

Bagaimana reputasi guru sekolah tersebut, pandangan guru mengenai anak berkebutuhan khusus. Saya juga akan tanyakan apa arti kata pintar menurut para guru. Apakah ada kasus bullying dan bagaimana penanganannya.

Pada sekolah tertentu saya juga menanyakan pandangan guru terhadap nasionalisme dan NKRI. Terakhir soal infrastruktur, saya hanya akan lihat toilet dan seberapa lengkap koleksi buku perpustakaan sekolah. Itu semua yang menjadi pertimbangan saya menyekolahkan anak.

Penulis : Bondhan Kresna W. Psikolog Psikolog dan penulis freelance, tertarik pada dunia psikologi pendidikan dan psikologi organisasi. (edukasi.kompas)

---
aat ini banyak sekali sekolah yang tersedia untuk anak-anak. Setiap sekolah memiliki kurikulum, pendekatan, cara pengajaran, serta nilai-nilai yang berbeda.

Terdapat pandangan baru mengenai pendidikan yang tepat untuk anak. Pendekatan cara belajar aktif, yang tidak menekankan pada tes saja, dan merangsang rasa ingin tahu anak menjadi lebih penting karena anak-anak membutuhkan sekolah yang mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya

Kita sebagai orangtua tidak bisa tahu tantangan apa yang akan anak hadapi nanti. Dibutuhkan lingkungan dan sekolah yang dapat membentuk anak menjadi pembelajar sejati yang akan terus belajar sepanjang hidupnya. Sehingga apapun tantangannya bisa mereka hadapi nanti. Rahma Paramita, M.Psi., psikolog anak, memberikan tipsnya dalam memilih sekolah terbaik untuk balita.

Untuk mengetahui kualitas sekolah yang baik, secara umum sekolah harus: Memperhatikan kebutuhan psikologis mendasar anak dan memperhatikan tahapan perkembangan anak. Contohnya, kebutuhan anak untuk merasa mampu. Apakah sekolah tersebut misalnya memberikan kesempatan bagi anak untuk menampilkan kebiasaannya, atau apakah sekolah memberi kesempatan kepada anak untuk mengikuti kompetisi meskipun ia tidak berprestasi.

Dapat memenuhi kebutuhan unik atau individual anak. Sekolah yang seperti ini biasanya melakukan pembedaan cara pengajaran, misalnya memberikan tugas yang lebih sulit untuk anak yang sudah lebih advanced atau menerangkan dengan menggunakan alat bantu gambar untuk anak yang memiliki gaya belajar visual.

Dapat membantu pencapaian tujuan jangka panjang orangtua untuk anak masing-masing. Artinya sekolah harus memiliki nilai-nilai yang sama dengan orangtua. Misalnya bila orangtua menginginkan anak memiliki kemandirian, apakah sekolah tersebut melakukan hal-hal yang bisa membuat anak mandiri atau selalu membantu anak dalam melakukan segala sesuatu sehingga tidak melatih kemandirian anak. Hal ini bisa dilihat pada saat kunjungan ke sekolah. Selain berbicara dengan kepala sekolah, sempatkan untuk berbicara dengan guru, murid, atau mungkin orangtua lain yang ada di sekolah. Sekolah yang memiliki tujuan pendidikan yang sama dengan orangtua. Kembali lagi lihat visi dan misi sekolah. Apakah sekolah tersebut bertujuan menciptakan anak-anak dengan nilai tes yang bagus atau membentuk anak-anak yang memiliki kemampuan belajar (seperti kemampuan analisa, riset, penyelesaian masalah) sehingga dapat menjadi pembelajar mandiri.

Berikut adalah daftar yang dapat dilihat ketika orangtua berkeliling ke sekolah-sekolah: Pengaturan kelas. Kelas yang baik adalah apabila ada ruang yang cukup untuk anak bergerak, ruang untuk berkumpul dan bisa terjadi interaksi dengan baik antara guru-murid.

Dinding. Apakah terisi dengan hasil karya siswa atau poster yang terjual di toko buku. Perhatikan juga apakah hasil karya yang ditempelkan tanpa kesalahan, atau hanya dari siswa terbaik, atau apakah semua hampir sama. Kalau ya, berarti sekolah tersebut tidak memperhatikan perbedaan kebutuhan pada masing-masing anak. Karena guru seharusnya menyiapkan beberapa tugas yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Wajah siswa di kelas. Perhatikan wajah siswa, apakah mereka bersemangat dan sibuk mengerjakan tugas atau melakukan kegiatan. Hal ini bisa menunjukkan apakah guru memberi kegiatan yang cukup menarik untuk anak atau tidak.

Cara guru berinteraksi dengan urid-muridnya. Hubungan guru-anak seharusnya hangat dan tulus, tidak bersifat mengendalikan dan memerintah. Lingkungan sekolah. Suasana sekolah yang menyenangkan dan membuat orang "betah" untuk menghabiskan waktu. Memiliki perpustakaan sekolah yang cukup lengkap. Staf dan guru yang ramah terhadap semua pengunjung dan siswa.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut ibu bisa menentukan apakah sekolah tersebut baik dan tepat untuk ibu atau tidak.
finansialku.com

--------------------
Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan orang tua dan terkadang orangtua tidak memiliki rekan yang tepat untuk memberi mereka nasehat yang baik mengenai cara memilih sekolah dasar yang tepat.

Jangan sampai Anda melakukan kesalahan kesalahan fatal saat memilih sekolah dasar untuk anak. Kenali beberapa kiat cepat dan mudah yang harus Anda pahami saat akan memutuskan sekolah dasar mana yang terbaik untuk anak.

Jarak dengan rumah dan akses Kualitas sekolah dasar memang harus menjadi pertimbangan besar dalam memilih sekolah untuk anak. Namun, Anda juga harus realistis. Pastikan anda memang memiliki akses yang mudah menuju sekolah dasar yang anda pilih.

Percuma saja apabila sekolah yang Anda pilih berkualitas tetapi jaraknya terlalu jauh dari rumah atau Anda kesulitan mengaksesnya karena kemacetan yang fatal misalnya. Anak Anda terpaksa harus bangun amat pagi. Anda pun juga harus repot-repot menyiapkan keperluannya sejak pagi buta dan hal tersebut akan membuat anak menjadi mudah mengantuk di sekolah. Jadi. Pilihlah sekolah dasar yang kualitasnya baik tetapi aksesnya cukup mudah untuk Anda.

Perhatikan kemampuan finansial Siapa yang tidak mau menyekolahkan anak-anak di sebuah sekolah dengan fasilitas unggulan, guru-guru yang amat berpengalaman, serta akses yang besar menuju teknologi terkini? Namun, Anda juga harus memperhatikan kemampuan finansial. Memang betul, orangtua harus memberikan yang terbaik untuk anak, tetapi jangan sampai Anda memaksakan diri untuk menyekolahkan anak di sekolah mahal sampai harus berhutang kemana-mana. Hal tersebut justru akan menghancurkan anak dimasa depan.

Jadi, pilihlah sekolah yang memang sesuai dengan kemampuan finansial Anda. Ingat, sekolah bukan hanya sekadar masalah gengsi semata tetapi terkait kenyamanan bagi anak dan orangtua.

Lihat budaya dan lingkungan di sekolah Sebelum memasukkan anak ke sebuah sekolah dasar, amati terlebih dahulu lingkungan dan budaya di sekolah dasar tersebut. Bagaimanakah perilaku guru terhadap para murid? Bagaimana interaksi antar murid? Apakah ada tindakan perundungan atau bullying di sekolah tersebut dan bagaimana cara mengatasinya?

Apabila Anda merasa kurang nyaman dengan budaya di sebuah sekolah lebih baik jangan masukkan anak-anak ke sekolah tersebut karena bisa saja anak-anak akan mengalami ketidakcocokan di sana dan mengganggu proses belajar mengajarnya. Tips memilih sekolah yang ini seringkali dilupakan padahal sangat penting lho, untuk perkembangan psikologis anak.

Perhatikan infrastruktur dan fasilitas Kelengkapan fasilitas dan infrastruktur di sekolah juga penting untuk pendidikan anak Anda. Jadi, pastikan Anda memilih sekolah dasar dengan infrastruktur yang memadai dan juga dengan fasilitas yang cukup atau bahkan sangat optimal untuk menunjang perkembangan anak. Ingat, kebersihan sekolah sangat penting untuk diperhatikan karena sekolah yang kotor akan membuat anak mudah sakit.

Perhatikan kesesuaian sekolah dan pendidikan keluarga Saat anak-anak mulai duduk menduduki bangku sekolah tanggung jawab pendidikan yang terbesar yang berpindah pada para guru. Namun. bukan berarti orangtua dapat melepas begitu saja pendidikan anak-anaknya. Semua sekolah tentunya memiliki keunggulannya masing-masing.

Hanya saja, tidak semua sekolah cocok dengan pendidikan di rumah Anda. Perhatikan, apakah sebuah sekolah memiliki sistem pendidikan dan juga karakter yang sama dengan apa yang dianut oleh keluarga Anda? Apabila karakter pendidikan dari sekolah itu sangat berbeda dengan karakter keluarga, ada potensi terjadi bentrok antara anak dan juga anggota keluarga. Jadi, pastikan Anda memilih sekolah dengan karakter pendidikan yang sama dengan karakter keluarga.

Itulah beberapa tips memilih sekolah dasar yang harus Anda perhatikan. Tips tersebut dapat membantu anda dalam menunjang proses belajar dan membuat anak semakin bersemangat untuk bersekolah. Namun ingat, selain memilih sekolah dasar yang baik, Anda juga harus tetap berpartisipasi dalam pendidikan anak di rumah dan mengetahui betul aktivitasnya di sekolah.(educenter.id)
-----------------
Satu hal yang perlu Mama ingat, mencari sekolah itu seperti mencari jodoh, gampang-gampang susah! Apalagi buat Mama yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, pilihan sekolah semakin banyak dan hampir semua memiliki keunggulan dan prestasi masing-masing.

Makanya, sediakan waktu setidaknya 1 tahun untuk mencari sekolah terbaik bagi anak. Dan, inilah ‘daftar tugas’ Mama selama 1 tahun ke depan sampai anak mendapatkan sekolah terbaiknya:

1. Tentukan kriteria Setiap mama tentu tak mau sembarangan memilih sekolah untuk anak. Pasalnya, sekolah, terutama TK dan SD, merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan anak. Saat ini, pilihan tak hanya soal biaya dan jarak tempuh (meski kedua hal tersebut tetap menjadi pertimbangan utama!), atau, sekolah negeri dan sekolah swasta.

Sekolah swasta pun punya banyak pilihan: nasional, nasional plus, internasional, berbasis agama, sekolah alam, dsb. Yang mana pilihan Anda?

Masing-masing mama pastilah memiliki kriteria berbeda dalam menentukan sekolah terbaik untuk anak. Ada mama yang berpendapat bahwa sekolah terbaik itu yang menyediakan ‘paket lengkap’. Tak hanya memberi ilmu bagi anak didiknya, tapi juga menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik, serta memberikan ilmu agama yang mendalam.

Ada juga mama yang senang dengan sekolah lama, yang mutu akademisnya sudah teruji bertahun-tahun lewat kualitas para lulusannya. Yang penting Mama ingat, penentuan kriteria sekolah haruslah didasari oleh kebutuhan dan minat anak, bukan semata keinginan Anda.

2. Browsing… browsing… browsing… Hanya dengan mengetikkan kata kunci yang tepat di mesin pencari Google, dengan mudah Mama mencari informasi tentang sekolah-sekolah terbaik, sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Memang, sih, tidak semua sekolah punya situs resmi yang bisa Anda intip. Seandainya ada pun, belum tentu situs tersebut memberi informasi lengkap seperti yang Anda harapkan.

Nah, kalau Anda jeli dan rajin browsing, Anda justru akan menemukan lebih banyak informasi berguna di media sosial, blog, ataupun forum.

Di situ, biasanya para mama senang curhat dan membagi informasi soal sekolah anak mereka, bahkan informasi yang sangat mendetail, mulai dari suasana sekolah, sikap guru-gurunya, sampai kondisi kamar mandinya. Sharing yang bermanfaat, kan?

Lewat sharing tersebut, Anda tak hanya mendapat informasi yang bagus-bagus saja, tapi juga informasi buruk yang mungkin pernah dialami oleh mama lain. Ini bisa jadi tambahan untuk bahan pertimbangan Anda.

3. School shopping Sudah punya daftar sekolah incaran? Sekarang, saatnya school shopping, atau mendatangi sekolah tersebut satu persatu. Bila selama ini informasi yang Anda punya hanya berdasarkan brosur, pengalaman mama lain, dan foto-foto, kini saatnya melihat secara langsung wujud fisik sekolah incaran Anda.

Banyak hal yang harus diamati saat school shopping ini, mulai dari jarak tempuh dari rumah ke sekolah, kondisi jalanan di pagi hari, lokasi dan lingkungan sekitar sekolah, gedung beserta fasilitasnya, serta suasana sekolah. Selain mengamati, ini juga saat yang tepat buat Anda untuk bertanya lebih banyak soal sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah tersebut.

Jangan hanya terpaku pada kurikulum dan cara belajar di sana. Perhatikan juga hal-hal mendasar lainnya, seperti apakah sekolah tersebut memberikan kesempatan bagi murid-muridnya untuk mengikuti kompetisi meskipun ia tidak berprestasi.

Dan yang tak kalah penting, apakah sekolah tersebut dapat memenuhi kebutuhan individual anak. Pasalnya, tak semua anak cocok dengan sistem belajar konvensional di mana guru menerangkan di depan kelas dan murid mendengarkan sambil duduk di bangkunya masingmasing.

Galilah lebih dalam seputar visi, misi, serta nilai-nilai yang dianut sekolah tersebut, apakah sama dengan visi, misi, serta nilai-nilai Anda sebagai orangtua. Anda perlu tahu apakah sekolah tersebut hanya bertujuan menciptakan anak-anak dengan nilai tes yang bagus, atau membentuk anak-anak menjadi pembelajar mandiri.

Selain berbicara dengan kepala sekolah, sempatkan juga untuk berbicara dengan guru, murid, atau mungkin orang tua lain yang ada di sekolah untuk mendapat sudut pandang yang bervariasi tentang sekolah tersebut.

Perlukah membawa anak ikut serta saat school shopping? Tergantung, sih, Ma. Jika Anda berencana untuk melakukan kunjungan ke banyak sekolah, sebaiknya tak perlu membawa si kecil, karena terlalu banyak pilihan justru akan membuatnya bingung. Anda boleh membawa si kecil ikut jika pilihan sekolah sudah dikerucutkan menjadi 3 – 4 sekolah.

4. Hitung… hitung… hitung… Setiap mama menginginkan sekolah terbaik untuk anak. Tapi, sekolah terbaik untuk anak belum tentu sekolah yang mahal, kan, Ma? Jadi, berhitunglah dengan cermat. Bukan…, bukan berarti Anda tak boleh memasukkan si kecil ke sekolah yang mahal. Tapi, Anda disarankan memilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda.

Jika di akhir perburuan sekolah Anda memiliki lebih dari satu sekolah incaran, masalah biaya ini mungkin bisa jadi senjata pamungkas untuk menentukan sekolah mana yang akan dipilih (tentu dengan tidak mengesampingkan suara si kecil, ya, Ma!).

Cari tahu total biaya yang harus Anda keluarkan untuk sekolah A, B, dan C, mulai dari uang masuk, formulir pendaftaran, uang kegiatan, sampai uang SPP. Uang SPP di sekolah A lebih murah? Jangan tergiur dulu, Ma.

Coba tanya apakah uang SPP flat sampai si kecil kelas 6 nanti atau selalu ada kenaikan setiap tahun? Jika ya, berapa persentase kenaikan SPP per tahun? Kemudian, bagaimana jika pembayaran SPP dilakukan di awal tahun ajaran? Apakah ada diskon?

Pakar keuangan Ligwina Hananto, dalam sebuah seminar, pernah menyampaikan bahwa jangan sampai uang menjadi penghalang antara anak dan cita-citanya.

Mungkin sebagian mama mengartikan kalimat itu dengan pengertian bahwa orang tua harus menyediakan berapa pun biaya untuk pendidikan terbaik bagi anak. Tapi, maknanya tidaklah sesempit itu.

Tanggung jawab Anda sebagai orang tua terhadap pendidikan anak tidak hanya saat ini, ketika anak masuk TK atau SD. Masih ada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, SMP, SMA, dan kuliah.

Anda harus memastikan anak mendapat pendidikan terbaik di semua jenjang tersebut sesuai dengan kemampuan Anda.

Yah, kalaupun saat ini Anda berpikir mampu memasukkan si kecil ke sekolah mahal, coba dipikirkan kembali apakah Anda yakin dengan kelanjutannya di tahun kedua, ketiga, dst? Dan, bagaimana dengan saudara-saudaranya yang lain, apakah bisa mendapatkan kenyamanan bersekolah yang sama?

5. Saatnya menentukan pilihan Empat tahap di atas sudah Anda lalui semua. Kini, saatnya menentukan pilihan. Pastikan Anda mendiskusikan semua pilihan sekolah yang tersisa dengan papa dan anak. Pertimbangkan kembali hal-hal yang Anda anggap penting, misalnya jarak antara sekolah dan rumah, sistem belajar dua arah, fasilitas, porsi pelajaran agama, dan biaya, untuk masing-masing sekolah.

Beri nilai untuk semua poin penting tersebut. Kemudian, lihat sekolah mana yang mendapat nilai paling besar.

Untuk lebih meyakinkan agar pilihan tak jatuh ke sekolah yang salah, Anda juga bisa mengajak si kecil ikut trial class. Dari pengalaman ini, Anda bisa benar-benar yakin apakah system belajar di sekolah tersebut benar-benar cocok untuk anak.

Dan, anak pun bisa mantap memutuskan apakah ia akan suka bersekolah di situ. Selamat berburu sekolah, Ma! (parenting.co.id)
---------
Berikut adalah 10 tips untuk memilih Sekolah Dasar (SD) yang tepat untuk anak :
1. Pilih yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Anak akan kecapekan jika harus sekolah jauh. Untuk mendukung proses adaptasinya, akan lebih baik jika anak masih bersekolah di sekitaran rumah. Sama seperti saat menjalani sekolah PAUD.

2. Pilih sekolah yang memiliki ekstrakurikuler lengkap. Walaupun masih SD, pembiasaan mengikuti ekstrakurikuler harus dimulai. Ini akan menjadikan anak terbiasa.

3. Lihat kompetensi gurunya. Memilih Sekolah Dasar (SD) pun tidak boleh dilakukan sembarangan. Pilih tenaga pengajar yang berkompeten dan memiliki pendidikan yang memadai. Setidaknya S1 PGSD.

4. Lihat lingkungannya. Aman atau tidak. Pilih SD yang memiliki pengamanan yang bagus. Walaupun berada di pinggir jalan, anak-anak dipastikan aman.

5. Survei langsung mendatangi sekolah. Melihat proses belajar mengajarnya. Lihat apakah anak bisa dibangun keaktifannya di kelas atau tidak. Lihat juga media pembelajarannya, lengkap atau tidak.

6. Lihat prestasi sekolahnya. Walau masih jenjang SD, lihat prestasi sekolahnya yang mana di dalamnya ada prestasi siswa dan guru.

7. Sesuaikan dengan kondisi ekonomi orangtua. Tidak perlu masuk ke sekolah yang favorit jika memang tidak memiliki biaya. Yang penting adalah bakat dan minat anak tersalurkan. Anak nyaman bersekolah. Jika terlalu ngoyo, maka akan merusak rencana awal.

8. Lakukan komunikasi intens dengan pihak sekolah. Bisa berbincang langsung dengan guru dan kepala sekolahnya. Atau juga dengan mencari info dari wali murid aktif. Ini akan sangat membantu memberikan info terkini.

9. Lihat kurikulum yang diterapkan. Akan terlihat pada cara mengajar guru di kelas. Pemahaman siswa pun juga akan menentukan. Jika metode yang digunakan masih metode mengajar konvensional, maka anak tidak akan berkembang. Pilih sekolah yang menggunakan pendekatan konstekstual sehingga akan benar-benar mengenal kenyataan dari apa yanh dipelajari.

10. Amati kegiatan-kegiatan sekolahnya. Dimana kegiatan ini akan bersinggungan langsung dengan lingkungan masyarakat. Secara tidak langsung akan melatih anak bermasyarakat. Beberapa kegiatan yang dimaksudkan adalah kegiatan kunjungan industri atau usaha kecil di sekitar sekolah, kegiatan baksos, atau yang lainnya.

Kriteria SD yang bagus adalah SD yang mau mengembangkan minat anak. SD yang berkualitas dengan kompetensi siswa dan guru yang bagus. Untuk itulah orangtua harus memilih Sekolah Dasar (SD) yang tepat untuk anak. (renesia.com)

------------------------
CARA SEDERHANA MEMILIH SEKOLAH YANG BAIK UNTUK ANAK KITA.

1. Perhatikan baik2 mulai kita datang dan bertanya informasi apakah disambut dengan baik, ramah, di jelaskan dengan sabar; atau malah sebaliknya tidak ada yang menyapa, tidak ramah, tidak paham info dan di pimpong kesana kemari.

Itu artinya secara sistem dan kesiapan sekolah dan sumber dayanya masih berantakan dan tidak terkordinasi dengan baik; itu akan sangat berdampak pada anak saat proses belajar mengajar berlangsung. Jika gurunya tidak ramah pada kita saat itu Bisa dipastikan banyak guru yang tidak ramah, tidak sabar pada saat mengajar anak kita disekolah.

2. Pada saat kita bertanya tentang sekolah, apakah sekolah meminta komitment pada orang tua, jika perlu dalam bentuk resmi di tanda tangani untuk mengajak orang tua bekerjasama dalam menyelesaikan masalah anak secara tuntas hingga ke rumah, atau lebih banyak membahas syarat2 administrasi pendaftaran dan biaya2 yang harus di bayarkan ?

Itu artinya sekolahnya lebih fokus pada administratif dan keungan daripada ke anak didiknya dan proses pendidikannya. Sekolah semacam ini biasanya terlihat mentereng dan keren tapi muridnya banyak mengalami masalah dan tertekan.

3. Apakah banyak tukang jualan makanan yang tidak jelas di depan sekolah? atau memiliki kantin sendiri atau anak malah di anjurkan membawa bekal dari rumah.

Jika sekolah membiarkan banyak tukang jualan maknan dan anak dibolehkan membelinya berarti sekolah tersebut tidak peduli pada kesehatan anak kita terutama pada makanan yang berpotensi mengandung racun atau bahkan narkoba (zaman sekarang banyak gula2 yang disisipi narkoba - seperti berita2 investigasi di tv).

4. Pergilah ke kantin sekolah tersebut saat anak2 istirahat dan makan disana; perhatikan apa obrolan mereka, apakah mereka menggunakan kata yang halus dan sopan atau sebaliknya; dan bagaimana mereka bergaul disana apakah lebih banyak memuji atau mengejek atau malah "nge gank" dan tidak membaur saat makan;

jika anak membicarakan hal-hal negatif dan melakukan hal-hal negatif itu artinya prilaku itulah yang nanti akan ditularkan pada anak kita dan dibawa pulang kerumah. Artinya sekolah kurang peduli pada perkembangan akhlak anak.

5. Pergilah ke Toiletnya setelah lihat kelasnya ; apa bila toiletnya kotor dan bau; jelas bahwa sekolah tersebut tidak peduli pada kebersihan. Karena Toilet adalah ukuran kebersihan sekaligus barometer kepedulian dari pihak pengelola terhadap institusi yang dipimpinnya. (fb:AYAH EDY Parenting)
(Dimuat juga di liputanislam.com)
--------------
Bagi sebagian Anda yang masih belum menetapkan sekolah mana untuk putra dan putri tercinta Anda, ada sejumlah tips yang bisa Anda lakukan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk memilih sekolah yang tepat bagi anak Anda sebagai berikut:

1. Pastikan guru, kurikulum pembelajaran, dan buku ajarnya sesuai dengan prinsip dasar bernegara: tidak mengajarkan radikalisme, komunisme dan juga liberalisme. 2. Pastikan fasilitas penunjang bagi pemenuhan hak anak terpenuhi: hak untuk beribadah sesuai agama anak, hak bermain dan berolahraga, hak untuk kesehatan, jajanan sehat, dan pola interaksi antar komponen masyarakat.

3. Pastikan lingkungan sekolah yang ramah anak dan kondusif bagi tumbuh kembang anak: tidak ada bullying, tidak permisif terhadap seks bebas dan liberalisme dan tidak mengajarkan kebencian.

4. Pastikan kepala sekolah, guru, dan lingkungan sekolah memberi teladan yang baik bagi anak, bebas dari minuman keras, narkoba, rokok, seks bebas, LGBT dan hal-hal yang bertentangan dengan falsafah Pancasila.

5. Jangan terlena dengan memilih sekolah hanya karena tampilan fisiknya semata. "Orang tua harus memberikan bimbingan pada anak untuk memilih sekolah yang baik dan sesuai bagi anak," ujar Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh dalam pesan elektroniknya, Selasa (11/7/2017).

Kemudian, bagi para orang tua yang anak-anaknya baru memasuki masa sekolah berikut hal yang perlu diperhatikan: - Antar anak ke sekolah di hari pertama masuk sekolah.

Bangun hubungan emosional dengan anak, sehingga anak merasa terlindungi.
- Bangun komunikasi dengan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan di sekolah.
- Kenali lingkungan teman baru anak, termasuk orang tua dari teman anak
- Ikut berperan dalam proses pendidikan anak melalui komite sekolah.
- Bangun komunikasi yang erat antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Baca selengkapnya di artikel "Bagaimana Cara Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak?", (tirto.id)

Salah satu cara mencari sekolah yang baik bukan hanya melihat dari penampilan luarnya saja. Gedung sekolah yang megah dan fasilitas yang memadai bukan jaminan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah terbaik dan dapat dikatakan sebagai sekolah unggulan.

Jaminan bahwa sekolah itu dikatakan sebagai sekolah terbaik ataupun unggulan dinilai dari sistem pendidikan dan pengajaran yang telah diterapkan oleh sekolah tersebut dengan menghasilkan siswa/siswi yang berprestasi.

Jika sistem pengajaran yang diterapkan di sekolah tersebut sudah memenuhi standar kurikulum yang ditetapkan pemerintah maka yang perlu kita perhatikan pula kualitas dan kuantitas para pendidik yang berada disekolah tersebut apakah sudah memenuhi kriteria yang diperlukan sebagai seorang pendidik. Jika semua itu sudah memenuhi persyaratan maka dengan sendirinya kita sebagai orang tua siswa/siswiakan dapat mengukur sampai sejauhmana pendidikan yang akan diterima oleh siswa/siswi disekolah tersebut.

Sementara diluar kriteria diatas harus pula kita sadari bahwa faktor bimbingan orang tua dan pengaruh lingkungan tempat tinggal juga ikut mempengaruhi keberhasilan seorang siswa/siswi, maka dari itu perlu kerjasama yang baik antara orang tua siswa/siswi dengan pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat dibutuhkan sekali sehingga terbentuknya POMG (Persatuan orang tua murid dan guru).

Kembali kepada mutu pendidikan disekolah, selain tenaga pendidik yang berkualitas dan berkuantitas memang diperlukan juga fasilitas penunjang untuk keberhasilan sebuah pendidikan.

Lalu…Bagaimana dengan sekolah yang belum memiliki fasilitas tersebut…?

Jika sekolah tersebut belum memiliki fasilitas yang memadai, namun ada kemauan yang besar dari pihak sekolah untuk memenuhi standar mutu pendidikan, maka sekolah tersebut dapat bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang sudah memiliki fasilitas memadai. Salah satu contoh adalah sekolah MI AL-ISLAH yang terletak di Jl. Kp.Raden Jatirangga Jatisampurna.Kalau kita lihat dari luar memang bangunan sekolah tidak semegah sekolah-sekolah yang sudah memiliki nama yang besar dan terkenal. Namun yang perlu kita lihat dan dijadikan contoh adalah kemauan dan keinginan yang besar yang dimiliki sekolah tersebut dalam menghasilkan siswa/siswi yang bermutu baikbagi dunia pendidikan, serta upaya dan kerjasama yang dilakukan oleh para guru dalam menghasilkan siswa/siswi yang berprestasi.

Itu semua sudah terbukti dengan didapatnya penghargaan dan sederetnya prestasi yang diraih baik untuk tingkat propinsi maupun tingkat Nasional.

Hasil dari kerja keras yang dilakukan oleh sekolah dan para pengajar tersebut, saat ini sekolah tersebut telah mendapatkan bantuan dana pengembangan sekolah dari pemerintah, walaupun dana tersebut sebenarnya belum mencukupi sepenuhnya untuk pengembangan sekolah kedepannya.

Disini penulis sampaikan sekali lagi bahwa sebagai orang tua memang harus cermat dalam memilih sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan bagi anak-anak disaat ini dan masa yang akan datang.
kompasiana.com

---------------------
1. Pastikan Kualitas Gurunya Memilih sekolah dengan guru yang kredibel adalah sebuah keharusan. Namun bagi Moms yang anaknya baru akan memasuki jenjang kelompok bermain dan taman kanak-kanak, Anda juga perlu mencari sekolah yang gurunya mampu memancing anak agar lebih aktif dalam berkreasi dan merangsang rasa keingintahuan Si Kecil.

Biasanya sekolah yang punya reputasi bagus diperkuat dengan kehadiran guru-guru berkualitas. Akan tetapi, Moms juga harus memastikan gaya pengajarannya sesuai dengan karakter anak. Kalau perlu, Anda bisa meminta ‘testimoni’ dari kerabat atau teman yang pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Tanyakan beberapa hal, seperti "Apakah gurunya cukup sabar menghadapi anak-anak?" atau "Bagaimana biasanya guru mendisiplinkan anak-anak di sekolah itu?".

Satu hal yang pasti, sekolah juga harus bisa menerima setiap anak apa adanya serta dapat mengembangkan lingkungan yang sangat disiplin serta positif. Jangan hanya terpukau dengan reputasi sekolah. Moms juga perlu memastikan tempat tersebut cocok untuk Si Kecil dan akan bisa membantu mengembangkan kemampuannya.

2. Sarana Memadai Sekolah yang bagus tidak harus memiliki bangunan megah dan mewah. Moms juga perlu memerhatikan apakah sekolah tersebut memiliki fasilitas dan sarana yang dibutuhkan anak dalam mengembangkan kemampuannya dari segi motorik, kognitif sosial, maupun emosi. Jangan lupa, pastikan juga sekolah dilengkapi dengan sarana penunjang, seperti toilet dan tempat bermain yang bersih, aman, serta nyaman bagi Si Kecil.

3. Lokasi Perhatikan juga jarak antara rumah dan lokasi sekolah. Sebisa mungkin, pilih sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Sekolah yang terlalu jauh hanya akan membuat Si Kecil merasa lelah di jalan, terutama jika harus melalui kemacetan panjang.

4. Biaya Sekolah Biaya sekolah yang mahal, tidak selalu identik dengan kualitas yang bagus, terutama dari segi pendidikan. Tidak sedikit sekolah yang memiliki program lebih baik, tapi biayanya juga lebih kecil. Itulah sebabnya, Moms perlu teliti memilah beberapa sekolah yang menjadi kandidat utama.

Selain memilih sekolah dengan biaya yang masuk akal, Moms juga perlu menyesuaikannya dengan anggaran rumah tangga Anda. Perhitungkan juga biaya-biaya lain yang mungkin muncul selama Si Kecil menempuh pendidikan di sekolah itu, seperti biaya ekstrakurikuler.

5. Perhatikan Kurikulum Sekolah Setiap sekolah biasanya memiliki kurikulum yang berbeda. Ada yang menerapkan sistem kurikulum pendidikan nasional, nasional plus, hingga taraf internasional. Ada pula sekolah yang menambahkan unsur keagamaan dalam kurikulum tersebut. Moms, perlu menelaah mana yang paling pas dengan tujuan pendidikan Anda bagi Si Kecil.

6. Waktu Belajar Moms ingin Si Kecil menghabiskan lebih banyak waktunya di sekolah atau di rumah? Masing-masing sekolah memiliki waktu belajar yang berbeda. Khusus untuk level taman kanak-kanak atau kelompok bermain, biasanya ada sekolah yang menerapkan sistem belajar setiap hari atau hanya tiga hari dalam sepekan. Ada juga yang menggunakan sistem kelas pagi atau siang. Anda hanya perlu menyesuaikan dengan karakter anak agar ia bisa lebih berkonsentrasi dan kerasan di sekolah.

7. Manfaatkan Open House Sejak Oktober, biasanya sejumlah sekolah sudah mulai mengadakan open house atau kunjungan ke sekolah bagi calon orang tua murid. Jangan ragu untuk mengajak Si Kecil ke sekolah untuk melihat-lihat apa saja fasilitas yang dimiliki sekolah tersebut. Anda juga bisa memerhatikan cara kerja guru-gurunya. Jika perlu, minta waktu agar anak Anda juga bisa berinteraksi dengan para pengajar di sekolah yang dituju. Selamat berburu sekolah, (motherandbaby.co.id)
---------------
Menurut Kak Seto, berbagai kriteria ini perlu diperhatikan dengan baik sebagai berikut:

Lihat visi misi sekolah tersebut. Visi misi sekolah akan menentukan kurikulum yang digunakan. Sesuaikah visi misi sekolah tersebut dengan pandangan pendidikan di keluarga dan harapan orangtua?

Pertimbangkanlah sekolah bagus dengan tenaga pengajar yang bagus juga. Guru merupakan tim pioner dan pilar yang cukup menentukan anak anda akan belajar dan bermain dengan menyenangkan atau tidak.

Perhatikan kondisi sekolah dan lingkungan di sekitarnya, termasuk kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Cukupkah untuk mendukung proses belajar-mengajar yang menyenangkan bagi anak?

Jangan lupa memperhitungkan jarak sekolah dari rumah anda. Jangan sampai terlalu jauh sehingga anak akan merasa lelah di jalan dan tidak semangat belajar sesampainya di sekolah/di dalam kelas.

Kenalilah lebih dalam bagaimana karakter anak anda dan juga kebutuhannya untuk menentukan sekolah mana yang sesuai dengan si anak. Misalnya, anak yang senang berbahasa Inggris sejak kecil cocok untuk dimasukkan di sekolah Internasional atau Billingual.

Pengenalan akan karakter dan kebutuhan juga membantu mengenali durasi bersekolah dan komposisi durasi pengajaran di sekolah, misalnya dengan untuk menentukan butuh sekolah dengan durasi yang lebih banyak waktu bermain atau belajar.

Bagi orang tua/wali murid, pikirkanlah secara rinci dan mendalam mengenai kemampuan finansial Anda untuk membayar biaya sekolah dan segala biaya yang dibutuhkan, baik uang pangkal maupun uang bulanan ke depannya. Pastikan Anda memiliki sumber dana dari usaha dan penghasilan yang cukup untuk konsisten membayar ke depannya. Di masa kini, pertimbangannya bukan lagi sekadar biaya mahal menentukan kualitas. (jawaracorpo.com)
--------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar